Rabu, 06 Agustus 2014

Cara Membuat dan Memainkan Wayang Kulit



Mungkin Anda tidak asing lagi jika mendengar tentang kesenian wayang kulit. Yups, wayang kulit merupakan kesenian tradisional dari Indonesia terutama berkembang di Pulau Jawa. Kita sebagai warga Negara Indonesia patut berbangga, karena bangsa kita memiliki kesenian budaya yang tidak ternilai harganya. Dan, wayang kulit salah satunya. Kesenian wayang kulit ini tidak dimiliki oleh bangsa lain. Wayang kulit tersebut merupakan ciri khas bangsa ini dan telah diwariskan secara turun-temurun dari zaman dulu hingga sekarang. Dan, kesenian tersebut tidak pernah pudar hingga sekarang, walaupun pengaruh bangsa asing telah memasuki bangsa ini.
Nah, apakah kalian tahu bagaimanakah proses pembuatan wayang kulit? Wayang kulit terbuat dari bahan kulit kerbau yang sudah diproses menjadi kulit lembaran. Mengapa harus memilih kulit kerbau daripada kulit sapi? Karena kulit kerbau tidak mengandung banyak minyak. Biasanya jika menggunakan kulit sapi yang memiliki kandungan minyak yang berlebih, harus menunggu proses berminggu-minggu dalam proses pengeringan. Jika kulit kerbau hanya membutuhkan proses 4-5 hari saja. Pembuatan wayang kulit memang cukup sulit karena harus memiliki keterampilan dan ketekunan khusus.  Dalam membuat desainnya pun harus memahami setiap filosofi dari setiap bentuk wayang. Bagi kalian yang ingin mencoba, berikut ini adalah tips dan cara membuat wayang kulit yakni sebagai berikut:
1.         Menyiapkan lembaran kulit kerbau yang telah dipersiapkan.
2.        Kulit-kulit tersebut yang telah dipersiapkan kemudian di potong menjadi beberapa bagian lembaran sesuai bentuk wayang yang akan dibentuk.
3.        Setelah memasuki proses pengeringan dan pengerokan kemudian kulit tersebut dipotong-potong sesuai dengan ukuran bentuk wayang.
4.        Kulit wayang tersebut di pisah satu persatu-satu dan memasuki proses pembuatan. Biasanya proses ‘jidar’ memakan waktu 1 minggu sesuai dengan kualitas dari kulit tersebut.
5.         Setelah 1 minggu, kulit tersebut memasuki proses pembuatan desain dan pola kasar pada wayang. Proses pembuatan desain ini biasanya menggunakan pensil atau bollpoint dengan mengandalkan keterampilan pekerja desain.
6.        Melakukan proses ‘tatah’ atau proses pemutihan pada wayang. Proses ini dilakukan setelah kulit diberikan pola gambar. Proses ini harus mengutamakan keterampilan pada pengrajin wayang.
7.        Proses pewarnaan pada wayang, dengan memberikan proses pewarnaan pada bagian wayang. Proses ini dilakukan setelah selesai pembuatan wayang putihan.
8.        Setelah wayang selesai diwarnai pada bagian-bagian tertentu, wayang tersebut akan melalui proses pengepresan. Jika pada kualitas kulit yang kurang bagus, biasanya memakan waktu 3 hari agar permukaan kulit lebih rata.
9.        Terakhir adalah pemasangan gapitan atau tuding agar dapat digunakan dalam pertunjukan wayang kulit.

Bagaimana, cukup rumit bukan? Tapi, tidak ada yang rumit, apabila Anda ingin mencoba dan mempraktekkannya. Setelah proses pembuatan, biasanya wayang-wayang tersebut akan dijual, ada juga yang langsung diborong dan dikoleksi oleh para kolektor seni. Tapi tidak afdal rasanya, bila wayang tersebut tidak dimainkan dan dipertunjukkan. Wayang kulit bisa kita nikmati dalam seni pertunjukan. Bagi kalian Ladies yang mencintai seni dan penasaran untuk bagaimana cara memainkan wayang kulit, kita simak berikut ini.
Wayang kulit tidak bisa lepas dari tangan seorang dalang. Dalang adalah bagian terpenting dalam sebuah pertunjukan wayang kulit. Dalang tidak boleh sembarangan diperankan oleh sembarang orang. Dalang harus tahu betul tentang kisah atau epos yang akan dipentaskan. Wayang-wayang kulit setelah dipersiapkan kemudian ditaruh rapi berjejer di depan dalang. Beberapa wayang kulit tersebut memiliki peranan masing-masing tokoh dan penokohannya. Dalang mulai memainkan sesuai alur cerita yang akan dikisahkan dalam pertunjukannya kelak. Dua tangan dalang tersebut dibentangkan ke atas sambil memegang wayang di masing-masing tangan kanan dan tangan kirinya, kemudian mulai bersuara dan memainkan tokoh wayang yang akan dipertunjukkan bahkan sering berganti-ganti wayang, sesuai alur kisah dan tokoh-tokoh wayang yang dipertontonkan kepada khalayak penonton. Biasanya dalang menggunakan bahasa Jawa dan diiringi oleh beberapa orang pemain gamelan dan seorang penyanyi tembang Jawa. Di sela-sela suara gamelan, dilantunkan syair-syair berbahasa Jawa oleh seorang pesinden yang biasanya dari kaum perempuan. Sebagai tradisi kesenian yang berunsur magis, harus ada sesaji atau kemenyan sebagai syarat pertunjukan wayang kulit ini. (Athalia)


1 komentar:

  1. saran saya warna teksnya lebih baik berwana hitam, karena jika berwarna cerah/terang dapat membuat pembaca tidak nyaman saat membaca. selain warna teks, penjelasannya sangat membantu. Terimakasih..

    BalasHapus